RINGKASAN
Pelaku ekonomi terdiri atas rumah tangga konsumsi, rumah tangga produksi, masyarakat luar negeri, dan pemerintah.
Rumah tangga merupakan unit terkecil dari suatu perekonomian. Rumah tangga konsumsi berperan sebagai konsumen dan pemasok/pemilik faktor produksi.
Faktor produksi adalah semua benda dan alat-alat yang digunakan untuki menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa. (Tanah/faktor alam dan tenaga kerja, modal dan keahlian)
Faktor produksi terdiri atas faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.
Faktor produksi asli terdiri atas tanah/faktor alam dan tenaga kerja.
Faktor produksi turunan terdiri atas modal dan keahlian (skill).
Balas jasa atas faktor produksi yang diterima oleh rumah tangga konsumsi adalah: a) sewa tanah/lahan b) Upah/gaji c) bunga modal d) laba
Peran rumah tangga produksi antara lain sebagai produsen, pengguna faktor produksi, dan agen pembangunan.
Masyarakat luar negeri berperan dalam bidang perdagangan, pertukaran tenaga kerja, penanaman modal, pemberian pinjaman, dan pemberian bantuan.
Pemerintah berperan sebagai pengatur kebijakan ekonomi, konsumen, dan produsen.
Peran pemerintah sebagai pengatur kebijakan ekonomi terdiri atas pengendalian jumlah uang-uang yang beredar, kebijakan tingkat suku bunga, pengawasan terhadap bidang perpajakan, penetapan berbagai peraturan, dan lain-lain.
About Me
- adi purwanto
- Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
- Memandang masa ini sebagai rangkaian episode hidup untuk masa yang akan datang.
Monday, October 19, 2009
Monday, October 12, 2009
BAB 1 KEBUTUHAN DAN KELANGKAAN SUMBER DAYA
RINGKASAN
Pelajaran pertama yang kita dapatkan dari ilmu ekonomi adalah kelangkaan. Tidak ada sesuatu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang. (Thomas Sowell - Ekonom)
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam hidupnya yang bisa diperoleh dengan cara memiliki atau menikmati suatu barang atau jasa.
Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya terdiri dari
1. kebutuhan primer (kebutuhan yang pemuasannya harus segera dipenuhi agar manusia dapat menjaga kelangsungan hidup dengan baik),
2. kebutuhan sekunder (kebutuhan pelengkap atau tambahan yang pemenuhannya dapat ditunda),
3. dan kebutuhan tersier (kebuthan yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi benda-benda mewah dan bergengsi).
Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya terdiri dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang.
Kebutuhan menurut sumber yang merasakan atau menurut sifatnya terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan menurut cara pemenuhannya atau subjeknya terdiri dari kebutuhan individual dan kebutuhan kolektif/sosial (kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan bersama).
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula kebutuhan manusia. Begitu juga dengan semakin majunya peradaban dan teknologi, semakin banyak pula kebutuhan yang dirasakan.
Akibatnya, sumber daya alam yang tersedia terasa semakin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak tersebut.
Kerena kebutuhan manusia yang sangat banyak dan beragam, maka kita perlu menetapkan skala prioritas. Kebutuhan yang kita anggap paling penting harus didahulukan pemenuhannya daripada yang lain.
Prioritas kebutuhan manusia
Prioritas 1: Kebutuhan Primer, Kebutuhan sekarang, Kebutuhan jasmani
Prioritas 2: Kebutuhan sekunder, Kebutuhan masa datang, Kebutuhan rohani
Prioritas 3: Kebutuhan tersier
Secara garis besar, alat pemenuh kebutuhan terdiri dari barang dan jasa.
Alat pemenuh kebutuhan dapat dikelompokkan menurut kelangkaan, hubungannya dengan benda lain, dan tujuan penggunaannya.
Alat pemenuh kebutuhan menurut kelangkaannya:
1. benda ekonomi (benda yang hanya dapat peroleh dengan mengeluarkan biaya atau pengorbanan).
2. benda bebas (benda yang untuk mendapatkannya tidak diperlukan biaya atau pengorbanan).
3. benda illith (benda yang merusak jika terlalu banyak jumlahnya dan tidak terkendali, cth; air saat banjir).
Alat pemenuh kebutuhan menurut hubungannya dengan benda lain:
1. benda pengganti/substitusi (benda yang dapat menggantikan fungsi benda yang lainnya, cth: pena dgn pensil, minyak kopi dgn teh).
2. benda pelengkap/komplementer (benda yang penggunaannya saling melengkapi, cth: buku dgn pena, meja dgn kursi).
Alat pemenuh kebutuhan menurut tujuan penggunaannya:
1. benda produksi (benda yang digunakan untuk menghasilkan benda lain untuk tujuan produksi).
2. benda konsumsi (benda yang digunakan untuk memperoleh kepuasan).
Alat pemenuh kebutuhan menurut kesiapan penggunaannya:
1. bahan mentah (benda yang berupa bahan yang belum di olah, cth; gandum, kapas).
2. bahan setengah jadi (benda hasil olahan bahan mentah namun masih harus diolah lagi, cth; tepung, benang).
3. bahan jadi (benda siap digunakan, cth; roti, baju).
Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan sumber daya, termasuk diantaranya sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal.
Kelangkaan adalah situasi dimana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Oleh karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, maka manusia perlu mencari cara terbaik dalam mengelola sumber daya alam tersebut.
Beberapa cara untuk mengatasi masalah kelangkaan:
1. Efisien dalam mempergunakan sumberdaya.
2. penggunaan teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan dalam proses produksi.
3. menjaga kelestarian sumber daya alam, cth reboisasi.
Untuk menjembatani ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang sangat banyak dengan sumber daya yang terbatas, diperlukan ilmu ekonomi.
Dengan ilmu ekonomi kita dapat melakukan hal-hal sbb:
1. menghasilkan barang sebanyak-banyaknya sesuai faktor-faktor produksi yang dimiliki.
2. mendistribusikan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen.
3. memilik kombinasi barang dan jasa yang ingin dikonsumsi sehingga memperoleh kepuasan maksimal
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang ada dengan cara yang sebaik-baiknya
Pelajaran pertama yang kita dapatkan dari ilmu ekonomi adalah kelangkaan. Tidak ada sesuatu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang. (Thomas Sowell - Ekonom)
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam hidupnya yang bisa diperoleh dengan cara memiliki atau menikmati suatu barang atau jasa.
Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya terdiri dari
1. kebutuhan primer (kebutuhan yang pemuasannya harus segera dipenuhi agar manusia dapat menjaga kelangsungan hidup dengan baik),
2. kebutuhan sekunder (kebutuhan pelengkap atau tambahan yang pemenuhannya dapat ditunda),
3. dan kebutuhan tersier (kebuthan yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi benda-benda mewah dan bergengsi).
Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya terdiri dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang.
Kebutuhan menurut sumber yang merasakan atau menurut sifatnya terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan menurut cara pemenuhannya atau subjeknya terdiri dari kebutuhan individual dan kebutuhan kolektif/sosial (kebutuhan yang berkaitan dengan kehidupan bersama).
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula kebutuhan manusia. Begitu juga dengan semakin majunya peradaban dan teknologi, semakin banyak pula kebutuhan yang dirasakan.
Akibatnya, sumber daya alam yang tersedia terasa semakin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak tersebut.
Kerena kebutuhan manusia yang sangat banyak dan beragam, maka kita perlu menetapkan skala prioritas. Kebutuhan yang kita anggap paling penting harus didahulukan pemenuhannya daripada yang lain.
Prioritas kebutuhan manusia
Prioritas 1: Kebutuhan Primer, Kebutuhan sekarang, Kebutuhan jasmani
Prioritas 2: Kebutuhan sekunder, Kebutuhan masa datang, Kebutuhan rohani
Prioritas 3: Kebutuhan tersier
Secara garis besar, alat pemenuh kebutuhan terdiri dari barang dan jasa.
Alat pemenuh kebutuhan dapat dikelompokkan menurut kelangkaan, hubungannya dengan benda lain, dan tujuan penggunaannya.
Alat pemenuh kebutuhan menurut kelangkaannya:
1. benda ekonomi (benda yang hanya dapat peroleh dengan mengeluarkan biaya atau pengorbanan).
2. benda bebas (benda yang untuk mendapatkannya tidak diperlukan biaya atau pengorbanan).
3. benda illith (benda yang merusak jika terlalu banyak jumlahnya dan tidak terkendali, cth; air saat banjir).
Alat pemenuh kebutuhan menurut hubungannya dengan benda lain:
1. benda pengganti/substitusi (benda yang dapat menggantikan fungsi benda yang lainnya, cth: pena dgn pensil, minyak kopi dgn teh).
2. benda pelengkap/komplementer (benda yang penggunaannya saling melengkapi, cth: buku dgn pena, meja dgn kursi).
Alat pemenuh kebutuhan menurut tujuan penggunaannya:
1. benda produksi (benda yang digunakan untuk menghasilkan benda lain untuk tujuan produksi).
2. benda konsumsi (benda yang digunakan untuk memperoleh kepuasan).
Alat pemenuh kebutuhan menurut kesiapan penggunaannya:
1. bahan mentah (benda yang berupa bahan yang belum di olah, cth; gandum, kapas).
2. bahan setengah jadi (benda hasil olahan bahan mentah namun masih harus diolah lagi, cth; tepung, benang).
3. bahan jadi (benda siap digunakan, cth; roti, baju).
Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan sumber daya, termasuk diantaranya sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal.
Kelangkaan adalah situasi dimana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Oleh karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, maka manusia perlu mencari cara terbaik dalam mengelola sumber daya alam tersebut.
Beberapa cara untuk mengatasi masalah kelangkaan:
1. Efisien dalam mempergunakan sumberdaya.
2. penggunaan teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan dalam proses produksi.
3. menjaga kelestarian sumber daya alam, cth reboisasi.
Untuk menjembatani ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang sangat banyak dengan sumber daya yang terbatas, diperlukan ilmu ekonomi.
Dengan ilmu ekonomi kita dapat melakukan hal-hal sbb:
1. menghasilkan barang sebanyak-banyaknya sesuai faktor-faktor produksi yang dimiliki.
2. mendistribusikan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen.
3. memilik kombinasi barang dan jasa yang ingin dikonsumsi sehingga memperoleh kepuasan maksimal
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang ada dengan cara yang sebaik-baiknya
Friday, September 11, 2009
Ada yang tanya
Kemarin ada murid yang bertanya pada gurunya.
Murid 1: "Bu, kita kan sudah ulangan history,ya! Terus, kemarinnya lagi sudah ulangan geography, ya kan? Nah terus kapan kita ulangan HUMANITIES-nya?
Guru: hmmm
Murid2 yg lain: bwa ha ha ha, muaksud lo?
Murid 1: ya nggak, gua kan cuma tanyaaa.... (kayanya saya lagi diboongin sekelas deh...)
Murid2 yg lain lagi: HUMANITIES itu kan isinya history dengan geography, boy!
Murid 1: "Bu, kita kan sudah ulangan history,ya! Terus, kemarinnya lagi sudah ulangan geography, ya kan? Nah terus kapan kita ulangan HUMANITIES-nya?
Guru: hmmm
Murid2 yg lain: bwa ha ha ha, muaksud lo?
Murid 1: ya nggak, gua kan cuma tanyaaa.... (kayanya saya lagi diboongin sekelas deh...)
Murid2 yg lain lagi: HUMANITIES itu kan isinya history dengan geography, boy!
Saturday, September 5, 2009
KEWIRAUSAHAAN DAN GAGASAN KREATIF
Wirausaha adalah Orang yang memiliki dan bertanggung jawab atas pengelolaan usaha, serta bertanggung jawab atas laba atau rugi usaha.
Kewirausahaan adalah keahlian seseorang dalam mengelola usaha dan keberaniannya menanggung resiko laba atau rugi usaha.
Ciri-ciri wirausaha:
1) Memiliki mental kuat dan berani dalam menghadapi tantangan bisnis, misalnya persaingan
2) Pandai melihat peluang bisnis sehingga tahu kapan dan dimana ia harus menambah atau mengurangi jumlah barang yang dijual
3) Pandai memimpin sehingga karyawan dapat diarahkan untuk bekerja dengan semangat tinggi dan produktif
4) Memiliki keterampilan mengelola usaha sehingga kegiatan produksi bisa berjalan lancar
5) Kreatif dan Inovatif sehingga mampu menciptakan produk sesuai kebutuhan masyarakat
6) Berpandangan ke depan sehingga mampu mempersiapkan masa depan
7) Percaya diri, Optimis, Mandiri sehingga tidak tergantung orang lain
8) Pekerja keras
Etika bisnis
Bisnis: kegiatan usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan (laba), orang yg melakukan bisnis disebut bisnismen (businessman).
Etika Bisnis: aturan-aturan yang menjadi pedoman kegiatan bisnis, ada aturan tertulis (formal) oleh pemerintah, juga ada aturan tidak tertulis (nonformal) oleh kebiasaan masyarakat.
Etika bisnis yang perlu diperhatikan:
Jujur
Saling menguntungkan
Tidak egois
Bertindak adil
Bermoral
Dengan menaati aturan-aturan tersebut berarti pelaku bisnis telah memperhatikan etika bisnis dalam kegiatannya.
Model-model Gagasan Kreatif
Ciri-ciri orang kreatif:
1) Berpendapat secara spontan
2) Memiliki gagasan atau usul berbeda
3) Suka tampil beda
4) Berfikir ke depan
5) Belajar dari pengalaman (sendiri atau orang lain)
Kewirausahaan adalah keahlian seseorang dalam mengelola usaha dan keberaniannya menanggung resiko laba atau rugi usaha.
Ciri-ciri wirausaha:
1) Memiliki mental kuat dan berani dalam menghadapi tantangan bisnis, misalnya persaingan
2) Pandai melihat peluang bisnis sehingga tahu kapan dan dimana ia harus menambah atau mengurangi jumlah barang yang dijual
3) Pandai memimpin sehingga karyawan dapat diarahkan untuk bekerja dengan semangat tinggi dan produktif
4) Memiliki keterampilan mengelola usaha sehingga kegiatan produksi bisa berjalan lancar
5) Kreatif dan Inovatif sehingga mampu menciptakan produk sesuai kebutuhan masyarakat
6) Berpandangan ke depan sehingga mampu mempersiapkan masa depan
7) Percaya diri, Optimis, Mandiri sehingga tidak tergantung orang lain
8) Pekerja keras
Etika bisnis
Bisnis: kegiatan usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan (laba), orang yg melakukan bisnis disebut bisnismen (businessman).
Etika Bisnis: aturan-aturan yang menjadi pedoman kegiatan bisnis, ada aturan tertulis (formal) oleh pemerintah, juga ada aturan tidak tertulis (nonformal) oleh kebiasaan masyarakat.
Etika bisnis yang perlu diperhatikan:
Jujur
Saling menguntungkan
Tidak egois
Bertindak adil
Bermoral
Dengan menaati aturan-aturan tersebut berarti pelaku bisnis telah memperhatikan etika bisnis dalam kegiatannya.
Model-model Gagasan Kreatif
Ciri-ciri orang kreatif:
1) Berpendapat secara spontan
2) Memiliki gagasan atau usul berbeda
3) Suka tampil beda
4) Berfikir ke depan
5) Belajar dari pengalaman (sendiri atau orang lain)
Thursday, August 20, 2009
KOPERASI
Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia, koperasi diartikan sebagai: Badan usaha yng beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi merupakan wadah kumpulan orang-orang atau kumpulan koperasi-koperasi yang sudah berbadan hukum.
Koperasi yang anggotanya orang-orang biasa disebut koperasi Primer.
Koperasi yang anggotanya beberapa badan hukum koperasi disebut koperasi Sekunder.
Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Swasta
Koperasi
1.Lebih mengutamakan perkumpulan orang-orang daripada modal.
2.Bisa dilaksanakan dengan modal yang kecil.
3.Tidak hanya mencari laba, tetapi mengarah pada peningkatan kesejahteraan anggota maupun masyarakat.
4.Pembagian laba didasarkan atas jasa partisipasi anggota.
5.Dalam rapat puncak kekuasaan, setiap anggota memiliki hak suara yang sama.
Badan Usaha Swasta
1.Lebih mengutamakan perkumpulan modal.
2.Perlu modal yang besar.
3.Tujuannya mencari laba maksimal, dan untuk kepentingan kesejahteraan kelompok pemiliknya.
4.Pembagian laba didasarkan atas per-bandingan kepemilikan modal/saham.
5.Dalam rapat puncak kekuasaan, setiap pemilik memiliki hak suara sesuai dengan jumlah modal/sahamnya.
Pasal 5 UU tentang Perkoperasian Indonesia No. 25 Tahun 1992, Prinsip Koperasi Indonesia meliputi 5 aspek pokok dan 2 aspek untuk pengembangan koperasi:
1.Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2.Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3.Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota.
4.Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5.Kemandirian
6.Pendidikan perkoperasian
7.Kerjasama antar koperasi.
Organisasi koperasi:
Untuk mendirikan organisasi koperasi, pendiri yang sekurang-kurangnya 20 orang harus menyusun akte pendirian (tidak perlu disahkan oleh notaris). Akte dapat langsung dikirimkan kepada Menteri Koperasi melalui kantor dinas koperasi setempat. Jika memenuhi persyaratan, maka badan hukum koperasi akan diberikan oleh Menteri Koperasi dengan menandatangani akte pendirian koperasi tersebut.
Berdasarkan Pasal 21 UU No.25 Tahun 1992, Perangkat Organisasi Koperasi terdiri atas 3 unsur:
1.Rapat Anggota
2.Pengurus
3.Pengawas
Koperasi single purpose = koperasi dengan satu unit usaha saja
Koperasi multi purpoae = koperasi dengan banyak unit usaha
Permodalan koperasi:
Modal sendiri: simpanan pokok, simpanan wajib, sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan, dan hibah. Modal utang; simpanan sukarela dan pinjaman dari luar.
Simpanan pokok: simpanan anggota yg dibayar sekali saat masuk jadi anggota, besarnya sama untuk semua anggota.
Simpanan wajib: simpanan rutin tiap periode waktu tertentu (mingguan, bulanan, triwulanan).
Simpanan pokok dan wajib dapat diambil kembali saat keluar dari keanggotaan koperasi.
simpanan sukarela: sifatnya seperti tabungan anggota atau bukan anggota yang bisa diambil sewaktu-waktu.
Jenis-jenis koperasi: jenis koperasi berdasarkan unit usaha yang dikelolanya
1.Koperasi simpan pinjam (Koperasi kredit)
2.Koperasi konsumsi (seperti pertokoan)
3.Koperasi produksi
4.Koperasi jasa
5.Koperasi pemasaran
Biasanya terjadi penggabungan beberapa unit usaha Koperasi sehingga Koperasi itu disebut Koperasi multi purpose (serba usaha)
Disebut KUD (Koperasi Unit Desa) karena berada di desa dan unit usahanya berkaitan dengan layanan pertanian, KUD juga dapat mengembangkan unit usaha yang lain.
Peran dan Manfaat Koperasi di Indonesia
Asalkan dikelola secara profesional Koperasi bisa maju. Berdasarkan Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992, Peranan Koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah:
1.Membangun serta mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota maupun masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka
2.Ikut berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas hidup masyarakat.
3.Ikut serta memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko guru-nya.
4.Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Adapun Manfaat yang diharapkan dari keberadaan Koperasi adalah:
1.Membantu terwujudnya perekonomian nasional yang demokratis, yaitu perekonomian yang dikelola oleh rakyat dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.
2.Membantu terciptanya perluasan kesempatan kerja.
3.Membantu masyarakat untuk membina dan mengembangkan kekuatan ekonomi mereka.
4.Membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih mudah.
Koperasi siswa / sekolah
Koperasi yang memiliki anggota, pengurus, dan pengawas dari siswa sekolah, yang dibantu oleh Pembimbing (yg dipilih oleh Kepala Sekolah). Sumber modalnya dari simpanan pokok dan wajib, juga simpanan sukarela anggotanya, SHU yang disisihkan, dan hibah. Unit usahanya untuk menunjang pembelajaran siswa di sekolah.
Karena anggota kopersi siswa belum dewasa sehingga belum cakap hukum, maka Koperasi siswa tidak perlu berbadan hukum. Cukup mendapat pengakuan dari dinas koperasi daerah setempat
Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Koperasi dan Menteri Pendidikan Nasional, tujuan penyelenggaraan koperasi siswa pada umumnya adalah:
1.Menunjang kegiatan sekolah ke arah kegiatan-kegiatan praktis, guna mencapai pemenuhan kebutuhan ekonomi siswa.
2.Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa demokratis di kalangan siswa.
3.Meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan siswa dalam rangka mempercepat proses pendidikan.
4.Memasyarakatkan koperasi di kalangan generasi muda, khususnya para siswa sekolah di Indonesia.
Peran Perusahaan dan Badan Usaha dalam Kegiatan Ekonomi:
1.Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
2.Sebagai sumber penghasilan atau pendapatan masyarakat. Badan usaha dan perusahaan merupakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk.
3.Sebagai sumber pendapatan negara, baik dalam bentuk laba (dari BUMN), maupun pajak (dari BUMS).
4.Sebagai pendukung pembangunan ekonomi nasional.
Peran Sosial dari Perusahaan dan Badan Usaha:
1.Sebagai penyedia lapangan kerja sehingga bisa menekan pengangguran.
2.Sebagai pendukung dan penunjang pendidikan asyarakat, baik sebagai tempat praktik belajar maupun penyumbang dana.
3.Sebagai pendukung perluasan perkotaan.
Koperasi merupakan wadah kumpulan orang-orang atau kumpulan koperasi-koperasi yang sudah berbadan hukum.
Koperasi yang anggotanya orang-orang biasa disebut koperasi Primer.
Koperasi yang anggotanya beberapa badan hukum koperasi disebut koperasi Sekunder.
Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Swasta
Koperasi
1.Lebih mengutamakan perkumpulan orang-orang daripada modal.
2.Bisa dilaksanakan dengan modal yang kecil.
3.Tidak hanya mencari laba, tetapi mengarah pada peningkatan kesejahteraan anggota maupun masyarakat.
4.Pembagian laba didasarkan atas jasa partisipasi anggota.
5.Dalam rapat puncak kekuasaan, setiap anggota memiliki hak suara yang sama.
Badan Usaha Swasta
1.Lebih mengutamakan perkumpulan modal.
2.Perlu modal yang besar.
3.Tujuannya mencari laba maksimal, dan untuk kepentingan kesejahteraan kelompok pemiliknya.
4.Pembagian laba didasarkan atas per-bandingan kepemilikan modal/saham.
5.Dalam rapat puncak kekuasaan, setiap pemilik memiliki hak suara sesuai dengan jumlah modal/sahamnya.
Pasal 5 UU tentang Perkoperasian Indonesia No. 25 Tahun 1992, Prinsip Koperasi Indonesia meliputi 5 aspek pokok dan 2 aspek untuk pengembangan koperasi:
1.Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
2.Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3.Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota.
4.Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5.Kemandirian
6.Pendidikan perkoperasian
7.Kerjasama antar koperasi.
Organisasi koperasi:
Untuk mendirikan organisasi koperasi, pendiri yang sekurang-kurangnya 20 orang harus menyusun akte pendirian (tidak perlu disahkan oleh notaris). Akte dapat langsung dikirimkan kepada Menteri Koperasi melalui kantor dinas koperasi setempat. Jika memenuhi persyaratan, maka badan hukum koperasi akan diberikan oleh Menteri Koperasi dengan menandatangani akte pendirian koperasi tersebut.
Berdasarkan Pasal 21 UU No.25 Tahun 1992, Perangkat Organisasi Koperasi terdiri atas 3 unsur:
1.Rapat Anggota
2.Pengurus
3.Pengawas
Koperasi single purpose = koperasi dengan satu unit usaha saja
Koperasi multi purpoae = koperasi dengan banyak unit usaha
Permodalan koperasi:
Modal sendiri: simpanan pokok, simpanan wajib, sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan, dan hibah. Modal utang; simpanan sukarela dan pinjaman dari luar.
Simpanan pokok: simpanan anggota yg dibayar sekali saat masuk jadi anggota, besarnya sama untuk semua anggota.
Simpanan wajib: simpanan rutin tiap periode waktu tertentu (mingguan, bulanan, triwulanan).
Simpanan pokok dan wajib dapat diambil kembali saat keluar dari keanggotaan koperasi.
simpanan sukarela: sifatnya seperti tabungan anggota atau bukan anggota yang bisa diambil sewaktu-waktu.
Jenis-jenis koperasi: jenis koperasi berdasarkan unit usaha yang dikelolanya
1.Koperasi simpan pinjam (Koperasi kredit)
2.Koperasi konsumsi (seperti pertokoan)
3.Koperasi produksi
4.Koperasi jasa
5.Koperasi pemasaran
Biasanya terjadi penggabungan beberapa unit usaha Koperasi sehingga Koperasi itu disebut Koperasi multi purpose (serba usaha)
Disebut KUD (Koperasi Unit Desa) karena berada di desa dan unit usahanya berkaitan dengan layanan pertanian, KUD juga dapat mengembangkan unit usaha yang lain.
Peran dan Manfaat Koperasi di Indonesia
Asalkan dikelola secara profesional Koperasi bisa maju. Berdasarkan Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992, Peranan Koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah:
1.Membangun serta mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota maupun masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka
2.Ikut berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas hidup masyarakat.
3.Ikut serta memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko guru-nya.
4.Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Adapun Manfaat yang diharapkan dari keberadaan Koperasi adalah:
1.Membantu terwujudnya perekonomian nasional yang demokratis, yaitu perekonomian yang dikelola oleh rakyat dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.
2.Membantu terciptanya perluasan kesempatan kerja.
3.Membantu masyarakat untuk membina dan mengembangkan kekuatan ekonomi mereka.
4.Membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih mudah.
Koperasi siswa / sekolah
Koperasi yang memiliki anggota, pengurus, dan pengawas dari siswa sekolah, yang dibantu oleh Pembimbing (yg dipilih oleh Kepala Sekolah). Sumber modalnya dari simpanan pokok dan wajib, juga simpanan sukarela anggotanya, SHU yang disisihkan, dan hibah. Unit usahanya untuk menunjang pembelajaran siswa di sekolah.
Karena anggota kopersi siswa belum dewasa sehingga belum cakap hukum, maka Koperasi siswa tidak perlu berbadan hukum. Cukup mendapat pengakuan dari dinas koperasi daerah setempat
Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Koperasi dan Menteri Pendidikan Nasional, tujuan penyelenggaraan koperasi siswa pada umumnya adalah:
1.Menunjang kegiatan sekolah ke arah kegiatan-kegiatan praktis, guna mencapai pemenuhan kebutuhan ekonomi siswa.
2.Mengembangkan rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa demokratis di kalangan siswa.
3.Meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan siswa dalam rangka mempercepat proses pendidikan.
4.Memasyarakatkan koperasi di kalangan generasi muda, khususnya para siswa sekolah di Indonesia.
Peran Perusahaan dan Badan Usaha dalam Kegiatan Ekonomi:
1.Sebagai penghasil barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
2.Sebagai sumber penghasilan atau pendapatan masyarakat. Badan usaha dan perusahaan merupakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk.
3.Sebagai sumber pendapatan negara, baik dalam bentuk laba (dari BUMN), maupun pajak (dari BUMS).
4.Sebagai pendukung pembangunan ekonomi nasional.
Peran Sosial dari Perusahaan dan Badan Usaha:
1.Sebagai penyedia lapangan kerja sehingga bisa menekan pengangguran.
2.Sebagai pendukung dan penunjang pendidikan asyarakat, baik sebagai tempat praktik belajar maupun penyumbang dana.
3.Sebagai pendukung perluasan perkotaan.
BUMN
BUMN:
1.PERJAN (Perusahaan Jawatan)
2.PERUM (Perusahaan Umum)
3.PT. Persero
4.PD (Perusahaan Daerah)
Rincian
1.PERJAN (Perusahaan Jawatan)
•Seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara yang di salurkan melalui departemen tertentu.
•Negara bertanggung jawab penuh atas utang-utang dan pengelolaan perusahaan.
•Bersifat “Public Service” (pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat) tidak hanya mencari keuntungan (laba).
•Pimpinan PERJAN dipilih dan diangkat oleh mentri dari departemen yang bersangkutan.
•Pegawainya berstatus Pegawai Negeri
•Namun, pengelolaan perjan kurang efisien dan cenderung merugi sehingga banyak Perjan lalu diubah menjadi perum dan P.T. Persero.
•Perjan Pegadaian Perum Pegadaian, Perjan Kehutanan Perum Perhutani, dll.
2.PERUM (Perusahaan Umum)
•Seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara yang telah dipisahkan melalui kementrian khusus BUMN.
•Dengan kekayaan yang telah dipisahkan dari kekayaan pemiliknya (negara), maka Perum memiliki status badan hukum.
•Bersifat “Public Utility” (pelayanan jasa yang memberikan kegunaan vital bagi masyarakat), baik dalam bidang produksi, distribusi dan konsumsi. Tujuannya mencari keuntungan (laba).
•Perum dipimpin oleh suatu direksi yang diangkat oleh mentri BUMN
•Pegawainya berstatus Pegawai Perum yang berbeda dengan PNS
3.PT. Persero
•Adalah perusahaan negara yang membuka kesempatan bagi masyarakat swasta dalam/luar negeri untuk ikut serta menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut.
•PT. Persero pada dasarnya seperti PT. biasa, bedanya pemilikan modal PT. Persero melibatkan negara/pemerintah dan masyarakat swasta, pemerintah hanya sebagai pemegang saham saja.
•PT. Persero memiliki status badan hukum
•Tujuannya mencari keuntungan (laba).
4.PD (Perusahaan Daerah)
•Jika Perjan, Perum dan PT. Persero ada pada tingkat pemerintah pusat, maka PD adalah perusahaan milik pemerintah daerah
•Perusahaan daerah ini bisa berbentuk seperti Perjan, Perum atau juga PT. Persero. Hanya saja, yang terlibat adalah pemda.
•Ketentuan-ketentuan PD diatur dalam Peraturan Daerah (Perda). Pada dasarnya tidak berbeda dengan Perjan, Perum dan PT. Persero.
1.PERJAN (Perusahaan Jawatan)
2.PERUM (Perusahaan Umum)
3.PT. Persero
4.PD (Perusahaan Daerah)
Rincian
1.PERJAN (Perusahaan Jawatan)
•Seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara yang di salurkan melalui departemen tertentu.
•Negara bertanggung jawab penuh atas utang-utang dan pengelolaan perusahaan.
•Bersifat “Public Service” (pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat) tidak hanya mencari keuntungan (laba).
•Pimpinan PERJAN dipilih dan diangkat oleh mentri dari departemen yang bersangkutan.
•Pegawainya berstatus Pegawai Negeri
•Namun, pengelolaan perjan kurang efisien dan cenderung merugi sehingga banyak Perjan lalu diubah menjadi perum dan P.T. Persero.
•Perjan Pegadaian Perum Pegadaian, Perjan Kehutanan Perum Perhutani, dll.
2.PERUM (Perusahaan Umum)
•Seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara yang telah dipisahkan melalui kementrian khusus BUMN.
•Dengan kekayaan yang telah dipisahkan dari kekayaan pemiliknya (negara), maka Perum memiliki status badan hukum.
•Bersifat “Public Utility” (pelayanan jasa yang memberikan kegunaan vital bagi masyarakat), baik dalam bidang produksi, distribusi dan konsumsi. Tujuannya mencari keuntungan (laba).
•Perum dipimpin oleh suatu direksi yang diangkat oleh mentri BUMN
•Pegawainya berstatus Pegawai Perum yang berbeda dengan PNS
3.PT. Persero
•Adalah perusahaan negara yang membuka kesempatan bagi masyarakat swasta dalam/luar negeri untuk ikut serta menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut.
•PT. Persero pada dasarnya seperti PT. biasa, bedanya pemilikan modal PT. Persero melibatkan negara/pemerintah dan masyarakat swasta, pemerintah hanya sebagai pemegang saham saja.
•PT. Persero memiliki status badan hukum
•Tujuannya mencari keuntungan (laba).
4.PD (Perusahaan Daerah)
•Jika Perjan, Perum dan PT. Persero ada pada tingkat pemerintah pusat, maka PD adalah perusahaan milik pemerintah daerah
•Perusahaan daerah ini bisa berbentuk seperti Perjan, Perum atau juga PT. Persero. Hanya saja, yang terlibat adalah pemda.
•Ketentuan-ketentuan PD diatur dalam Peraturan Daerah (Perda). Pada dasarnya tidak berbeda dengan Perjan, Perum dan PT. Persero.
Tuesday, July 28, 2009
Rangkuman BAB III A. BADAN USAHA dan PERUSAHAAN
Salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat adalah produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ini dilakukan oleh suatu organisasi yang dikenal dengan perusahaan. Perusahaan memerlukan wadah yang terorganisasi. Wadah ini kemudian dikenal dengan istilah badan usaha.
Perusahaan digolongkan berdasarkan bidang usahanya dan berdasarkan tingkatannya. Berdasarkan bidang produksinya, perusahaan digolongkan menjadi perusahaan ekstraktif, agraris, industri manufaktur, perdagangan dan jasa. Berdasarkan tingkatannya perusahaan dikelompokkan menjadi perusahaan besar, menengah dan kecil (tergantung luas tempat usaha, tenaga kerja, modal, peralatan, dan omset).
Berdasarkan pemilik modalnya, badan usaha dikelompokkan menjadi tiga, yaitu BUMN, BUMS, dan Koperasi. Perusahaan perorangan (Po), Firma (Fa), Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), dan yayasan tergolong BUMS. Sementara Perjan, Perum, dan PT Perseroan tergolong BUMN.
Berdasarkan tanggung jawab pemiliknya, badan usaha dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Badan usaha yang seluruh pemiliknya bertanggung jawab penuh, seperti Perusahaan Perorangan (Po), dan Persekutuan Firma (Fa).
2. Badan usaha yang seluruh pemiliknya bertanggung jawab terbatas, seperti Perseroan Terbatas (PT), PT Persero, dan Koperasi.
3. Badan usaha yang sebagian pemiliknya bertanggung jawab terbatas dan sebagian lagi bertanggung jawab penuh, seperti Persekutuan Komanditer (Commanditer Vennootschap / CV)
Dua tanggung jawab pemilik atas utang-utang perusahaan, yaitu tanggung jawab terbatas dan tanggung jawab penuh. Pada perusahaan perseorangan pemilik biasanya sekaligus sebagai pengusahanya. Pemilik memiliki tanggung jawab penuh terhadap usahanya. Di dalam CV ada dua kelompok pemilik, yaitu kelompok dengan tanggung jawab tak terbatas dan kelompok dengan tanggung jawab terbatas. Perseroan Terbatas (PT) terjadi apabila seluruh pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab terbatas dan modalnya terbagi atas saham-saham. Jenis usaha yayasan cenderung bersifat nirlaba (tidak mencari laba).
Seluruh modal Perjan berasal dari kekayaan Negara yang disalurkan melalui suatu departemen tertentu. Usahanya bersifat public service (pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat). Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.
Pada Perum seluruh kekayaannya murni milik Negara. Namun, kekayaan Negara tersebut telah dipisahkan melalui kementrian khusus BUMN. Sifat usaha perum adalah public utility (pelayanan jasa yang memberikan kegunaan vital bagi masyarakat).
PT Persero merupakan perusahaan Negara yang membuka kesempatan bagi masyarakat swasta dalam/luar negeri untuk ikut serta menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut. Di sini peran pemerintah hanya sebagai pemegang saham. PT Persero bergerak dalam bidang layanan barang dan jasa.
Di tingkat pemerintah daerah ada perusahaan milik pemerintah daerah yang disebut Perusahaan Daerah (PD). Ketentuan dalam organisasi PD diatur dengan perda. Contoh PD adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka melakukan suatu usaha yang dikelola secara kekeluargaan atau kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama.
Perusahaan digolongkan berdasarkan bidang usahanya dan berdasarkan tingkatannya. Berdasarkan bidang produksinya, perusahaan digolongkan menjadi perusahaan ekstraktif, agraris, industri manufaktur, perdagangan dan jasa. Berdasarkan tingkatannya perusahaan dikelompokkan menjadi perusahaan besar, menengah dan kecil (tergantung luas tempat usaha, tenaga kerja, modal, peralatan, dan omset).
Berdasarkan pemilik modalnya, badan usaha dikelompokkan menjadi tiga, yaitu BUMN, BUMS, dan Koperasi. Perusahaan perorangan (Po), Firma (Fa), Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), dan yayasan tergolong BUMS. Sementara Perjan, Perum, dan PT Perseroan tergolong BUMN.
Berdasarkan tanggung jawab pemiliknya, badan usaha dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Badan usaha yang seluruh pemiliknya bertanggung jawab penuh, seperti Perusahaan Perorangan (Po), dan Persekutuan Firma (Fa).
2. Badan usaha yang seluruh pemiliknya bertanggung jawab terbatas, seperti Perseroan Terbatas (PT), PT Persero, dan Koperasi.
3. Badan usaha yang sebagian pemiliknya bertanggung jawab terbatas dan sebagian lagi bertanggung jawab penuh, seperti Persekutuan Komanditer (Commanditer Vennootschap / CV)
Dua tanggung jawab pemilik atas utang-utang perusahaan, yaitu tanggung jawab terbatas dan tanggung jawab penuh. Pada perusahaan perseorangan pemilik biasanya sekaligus sebagai pengusahanya. Pemilik memiliki tanggung jawab penuh terhadap usahanya. Di dalam CV ada dua kelompok pemilik, yaitu kelompok dengan tanggung jawab tak terbatas dan kelompok dengan tanggung jawab terbatas. Perseroan Terbatas (PT) terjadi apabila seluruh pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab terbatas dan modalnya terbagi atas saham-saham. Jenis usaha yayasan cenderung bersifat nirlaba (tidak mencari laba).
Seluruh modal Perjan berasal dari kekayaan Negara yang disalurkan melalui suatu departemen tertentu. Usahanya bersifat public service (pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat). Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum.
Pada Perum seluruh kekayaannya murni milik Negara. Namun, kekayaan Negara tersebut telah dipisahkan melalui kementrian khusus BUMN. Sifat usaha perum adalah public utility (pelayanan jasa yang memberikan kegunaan vital bagi masyarakat).
PT Persero merupakan perusahaan Negara yang membuka kesempatan bagi masyarakat swasta dalam/luar negeri untuk ikut serta menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut. Di sini peran pemerintah hanya sebagai pemegang saham. PT Persero bergerak dalam bidang layanan barang dan jasa.
Di tingkat pemerintah daerah ada perusahaan milik pemerintah daerah yang disebut Perusahaan Daerah (PD). Ketentuan dalam organisasi PD diatur dengan perda. Contoh PD adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka melakukan suatu usaha yang dikelola secara kekeluargaan atau kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama.
Tuesday, July 21, 2009
RINGKASAN BAB 2, KEGIATAN POKOK EKONOMI
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dibagi menjadi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi.
Kegiatan ekonomi yang sifatnya menghasilkan barang maupun jasa disebut produksi. Orang yang melakukan produksi disebut produsen, sementara mereka yang menghasilkan jasa disebut pengusaha.
Tujuan kegiatan produksi, antara lain menghasilkan barang baru, menambah nilai/kegunaan suatu barang dan jasa, memenuhi kebutuhan sendiri atau orang lain, dan memperoleh keuntungan. Kegiatan produksi digolongkan ke dalam beberapa bidang produksi, yaitu produksi ekstraktif, produksi agraris, produksi industri manufaktur, produksi perdagangan dan produksi jasa.
Berdasarkan kegunaannya, kegiatan produksi dapat digolongkan dalam kegunaan dasar (produksi ekstraktif dan produksi agraris), kegunaan bentuk (produksi industri manufaktur), kegunaan milik (produksi perdagangan), dan kegunaan layanan (produksi jasa).
Faktor produksi / unsur produksi (unsur-unsur yang diperlukan dalam produksi untuk menghasilkan produk) dikelompokkan menjadi empat, yaitu sumber alam, kerja manusia, modal, dan kewirausahaan.
Faktor kerja manusia dikelompokkan menjadi tenaga kerja ahli terdidik/skilled labour (kelompok pekerja ahli yang dalam kerjanya lebih menekankan pada penggunaan pikiran), tenaga terlatih/trained labour (kelompok pekerja terlatih yang dalam kerjanya lebih menekankan pada penggunaan fisik dan pikiran secara seimbang), tenaga tidak terlatih/kuli (kelompok pekerja kasar yang dalam kerjanya lebih menekankan pada penggunaan tenaga fisik).
Sementara itu, faktor modal terdiri dari modal tetap (modal yang berupa alat-alat yang bisa digunakan lebih dari sekali dalam proses produksi) dan modal variabel (modal yang berupa bahan baku yang hanya bisa digunakan sekali dalam proses produksi kemudian habis).
Kegiatan kewirausahaan bertujuan mendapatkan keuntungan dengan berani menanggung resiko dalam mengelola usaha produksi.
Keahlian wirausaha dapat digolongkan menjadi tiga jenis; technical skill (kemampuan khusus bidang tehnik produksi untuk menghasilkan produk), managerial skill (kemampuan mengelola sumber daya dan kesempatan, serta berani menanggung resiko), organizational skill (kemampuan memilih, mengatur, dan menggerakkan orang dalam perusahaannya).
Usaha meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Peningkatan produksi dengan cara menambah tenaga kerja atau lahan produksi baru disebut ekstensifikasi. Sedangkan cara meningkatkan kemampuan produksi dari faktor produksi yang telah ada, tanpa menambah tenaga kerja atau lahan produksi baru dikenal dengan istilah intensifikasi. Contohnya, menggunakan bibit unggul, menambah pupuk, memperbaiki cara bertani, dan mengganti mesin tradisional dengan yang lebih modern.
Kegiatan ekonomi yang sifatnya memindahkan barang dari produsen hingga ke tangan konsumen disebut distribusi, tujuannya menyalurkan barang dari produsen ke konsumen dan memperoleh keuntungan. Distribusi yang diikuti dengan transaksi jual beli melahirkan istilah pemasaran (marketing), sehingga sering kali istilah distribusi diganti dengan istilah pemasaran. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan ini disebut distributor.
Jenis distribusi ada dua, yaitu distribusi langsung (penyaluran barang yang bersifat langsung dari produsen ke konsumen) dan distribusi tidak langsung (proses penyaluran barang melalui agen atau perantara lain).
Perantara distribusi terdiri dari pedagang dan perantara khusus (perantara yang tidak membeli, hanya membantu menjual barangnya produsen). Macam-macam perantara khusus yaitu agen (pekerjanya produsen, imbalannya upah dan atau bonus), komisioner (bukan pekerjanya produsen, imbalannya komisi penjualan), dan makelar/broker (hanya mempertemukan penjual dan pembeli untuk transaksi, imbalannya kurtase).
Pedagang dibedakan menjadi dua macam, pedagang besar (grosir) dan pedagang kecil (pedagang eceran/retailer).
Kegiatan distribusi juga terjadi dengan pihak luar negeri. Kegiatan ini meliputi pengiriman barang ke luar negeri dan pembelian barang dari luar negeri. Kegiatan membeli barang dari pedagang/produsen dalam negeri kemudian menjualnya ke luar negeri disebut ekspor.
Kegiatan membeli barang dari luar negeri kemudian barang-barang tersebut dijual kembali di dalam negeri disebut impor.
Kegiatan ekonomi yang sifatnya memakai atau menikmati barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup disebut konsumsi, tujuannya memenuhi kebutuhan manusia sehingga dicapai kepuasan hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu materi (kekayaan), kesukaan atau selera, cuaca atau iklim, dan tingkat pendidikan.
Sifat konsumsi ada dua; bersifat vertikal (selalu berusaha memenuhi kebutuhan tertentu saja hingga tercapai kepuasan tertinggi) dan bersifat horizontal (selalu berusaha memenuhi kebutuhan secara merata/seimbang, tidak ada yang lebih ditojolkan), sifat horizontal ini yang dikatakan lebih rasional.
DETIL
Bidang-bidang produksi:
1. Produksi ekstraktif adalah kegiatan mengumpulkan kekayaan alam yang telah tersedia.
2. Produksi agraris adalah kegiatan mengolah alam atau hasil alam untuk menghasilkan barang baru.
3. Produksi industri manufaktur adalah kegiatan mengolah bahan menjadi barang lain.
4. Produksi perdagangan adalah kegiatan transaksi jual beli (pemindahan hak milik barang kepada pembelinya).
5. Produksi jasa adalah kegiatan yang dapat menghasilkan kegunaan atau jasa bagi orang lain.
Kegiatan ekonomi yang sifatnya menghasilkan barang maupun jasa disebut produksi. Orang yang melakukan produksi disebut produsen, sementara mereka yang menghasilkan jasa disebut pengusaha.
Tujuan kegiatan produksi, antara lain menghasilkan barang baru, menambah nilai/kegunaan suatu barang dan jasa, memenuhi kebutuhan sendiri atau orang lain, dan memperoleh keuntungan. Kegiatan produksi digolongkan ke dalam beberapa bidang produksi, yaitu produksi ekstraktif, produksi agraris, produksi industri manufaktur, produksi perdagangan dan produksi jasa.
Berdasarkan kegunaannya, kegiatan produksi dapat digolongkan dalam kegunaan dasar (produksi ekstraktif dan produksi agraris), kegunaan bentuk (produksi industri manufaktur), kegunaan milik (produksi perdagangan), dan kegunaan layanan (produksi jasa).
Faktor produksi / unsur produksi (unsur-unsur yang diperlukan dalam produksi untuk menghasilkan produk) dikelompokkan menjadi empat, yaitu sumber alam, kerja manusia, modal, dan kewirausahaan.
Faktor kerja manusia dikelompokkan menjadi tenaga kerja ahli terdidik/skilled labour (kelompok pekerja ahli yang dalam kerjanya lebih menekankan pada penggunaan pikiran), tenaga terlatih/trained labour (kelompok pekerja terlatih yang dalam kerjanya lebih menekankan pada penggunaan fisik dan pikiran secara seimbang), tenaga tidak terlatih/kuli (kelompok pekerja kasar yang dalam kerjanya lebih menekankan pada penggunaan tenaga fisik).
Sementara itu, faktor modal terdiri dari modal tetap (modal yang berupa alat-alat yang bisa digunakan lebih dari sekali dalam proses produksi) dan modal variabel (modal yang berupa bahan baku yang hanya bisa digunakan sekali dalam proses produksi kemudian habis).
Kegiatan kewirausahaan bertujuan mendapatkan keuntungan dengan berani menanggung resiko dalam mengelola usaha produksi.
Keahlian wirausaha dapat digolongkan menjadi tiga jenis; technical skill (kemampuan khusus bidang tehnik produksi untuk menghasilkan produk), managerial skill (kemampuan mengelola sumber daya dan kesempatan, serta berani menanggung resiko), organizational skill (kemampuan memilih, mengatur, dan menggerakkan orang dalam perusahaannya).
Usaha meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Peningkatan produksi dengan cara menambah tenaga kerja atau lahan produksi baru disebut ekstensifikasi. Sedangkan cara meningkatkan kemampuan produksi dari faktor produksi yang telah ada, tanpa menambah tenaga kerja atau lahan produksi baru dikenal dengan istilah intensifikasi. Contohnya, menggunakan bibit unggul, menambah pupuk, memperbaiki cara bertani, dan mengganti mesin tradisional dengan yang lebih modern.
Kegiatan ekonomi yang sifatnya memindahkan barang dari produsen hingga ke tangan konsumen disebut distribusi, tujuannya menyalurkan barang dari produsen ke konsumen dan memperoleh keuntungan. Distribusi yang diikuti dengan transaksi jual beli melahirkan istilah pemasaran (marketing), sehingga sering kali istilah distribusi diganti dengan istilah pemasaran. Orang atau lembaga yang melakukan kegiatan ini disebut distributor.
Jenis distribusi ada dua, yaitu distribusi langsung (penyaluran barang yang bersifat langsung dari produsen ke konsumen) dan distribusi tidak langsung (proses penyaluran barang melalui agen atau perantara lain).
Perantara distribusi terdiri dari pedagang dan perantara khusus (perantara yang tidak membeli, hanya membantu menjual barangnya produsen). Macam-macam perantara khusus yaitu agen (pekerjanya produsen, imbalannya upah dan atau bonus), komisioner (bukan pekerjanya produsen, imbalannya komisi penjualan), dan makelar/broker (hanya mempertemukan penjual dan pembeli untuk transaksi, imbalannya kurtase).
Pedagang dibedakan menjadi dua macam, pedagang besar (grosir) dan pedagang kecil (pedagang eceran/retailer).
Kegiatan distribusi juga terjadi dengan pihak luar negeri. Kegiatan ini meliputi pengiriman barang ke luar negeri dan pembelian barang dari luar negeri. Kegiatan membeli barang dari pedagang/produsen dalam negeri kemudian menjualnya ke luar negeri disebut ekspor.
Kegiatan membeli barang dari luar negeri kemudian barang-barang tersebut dijual kembali di dalam negeri disebut impor.
Kegiatan ekonomi yang sifatnya memakai atau menikmati barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup disebut konsumsi, tujuannya memenuhi kebutuhan manusia sehingga dicapai kepuasan hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi yaitu materi (kekayaan), kesukaan atau selera, cuaca atau iklim, dan tingkat pendidikan.
Sifat konsumsi ada dua; bersifat vertikal (selalu berusaha memenuhi kebutuhan tertentu saja hingga tercapai kepuasan tertinggi) dan bersifat horizontal (selalu berusaha memenuhi kebutuhan secara merata/seimbang, tidak ada yang lebih ditojolkan), sifat horizontal ini yang dikatakan lebih rasional.
DETIL
Bidang-bidang produksi:
1. Produksi ekstraktif adalah kegiatan mengumpulkan kekayaan alam yang telah tersedia.
2. Produksi agraris adalah kegiatan mengolah alam atau hasil alam untuk menghasilkan barang baru.
3. Produksi industri manufaktur adalah kegiatan mengolah bahan menjadi barang lain.
4. Produksi perdagangan adalah kegiatan transaksi jual beli (pemindahan hak milik barang kepada pembelinya).
5. Produksi jasa adalah kegiatan yang dapat menghasilkan kegunaan atau jasa bagi orang lain.
Monday, July 13, 2009
BAB 1 Usaha Manusia untuk Memenuhi Kebutuhannya
RINGKASAN
Manusia selalu membutuhkan dan bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia disebut mahluk sosial (homosocius).
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara melakukan kegiatan ekonomi (menghasilkan barang atau jasa). Oleh karena itu manusia disebut mahluk ekonomi (homoeconomicus). Sebagai homosocius dan homoeconomicus, manusia ada yang bermoral dan ada yang tidak bermoral.
Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya terdiri dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya terdiri dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan menurut sumber yang merasakan atau menurut sifatnya terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan menurut cara pemenuhannya atau subjeknya terdiri dari kebutuhan individual dan kebutuhan kolektif/sosial.
Manusia memerlukan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhannya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui disebut SDA unrenewable. Sementara sumber daya alam yang dapat diperbarui disebut SDA renewable.
Tindakan ekonomi yang dilakukan manusia umumnya didorong oleh keinginan dan kebutuhan yang dirasakannya. Dorongan ini disebut dengan motif yang bisa bersifat ekonomi dan nonekonomi. Manusia yang menerapkan prinsip ekonomi akan selalu melakukan kegiatan/ekonominya secara rasional (masuk akal).
Dengan selalu mempertimbangkan secara rasional antara pengorbanan dan hasil yang dicapai, berarti manusia telah berpedoman pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu
DETAIL
Homosocius: manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Homoeconomicus: manusia selalu memiliki kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya (dengan melakukan kegiatan ekonomi) untuk mencapai kepuasan dan kesejahteraan.
Keinginan (wants): berkaitan dengan situasi orang yang memerlukan pemuasan.
Kebutuhan (needs) : berkaitan dengan keberadaan alat pemuas (barang dan jasa). Keinginan dapat dipuaskan apabila kebutuhan akan alat pemuas yang diperlukan terpenuhi.
Contoh: Seorang siswa ingin membaca komik (keinginannya adalah membaca buku komik) maka ia butuh buku komik (kebutuhannya adalah buku komik). Keinginan membaca buku komik akan terpenuhi atau terpuaskan apabila kebutuhan akan buku komik telah terpenuhi.
Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha mempertahankan hidup yang layak, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan primer/pokok. Contoh: bagi siswa sekolah, kebutuhan primernya adalah pakaian seragam, buku, alat tulis dan jasa guru. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia akan hidup layak sebagai siswa. Sebaliknya, jika kebutuhannnya tidak terpenuhi, maka kehidupannya sebagai siswa sekolah menjadi tidak layak.
Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder bagi siswa sekolah misalnya; televisi, majalah, jaket dan jajan.
Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau meningkatkan harga diri atau gengsi, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan tersier. Contoh bagi siswa sekolah misalnya; handphone blackberry, laptop, dan lain-lain.
Jika ada keinginan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekarang. Contoh orang yang sakit butuh obat. Sebaliknya jika pemenuhannya dapat ditunda maka termasuk kebutuhan yang akan datang.
Kebutuhan jasmani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan jasmani (makanan, pakaian, dll). Kebutuhan rohani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan rohani (hiburan, tempat ibadah, sumber pengetahuan, dll)
Apabila kebutuhan alat pemuas dapat dipenuhi secara pribadi/individual, maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan individual, contoh; sikat gigi, motor, dll. Apabila kebutuhan alat pemuas harus dipenuhi secara bersama-sama (kolektif/sosial), maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan kolektif/sosial, contoh; jalan raya, rumah sakit, dll.
SDA bebas: SDA yang jumlahnya tak terbatas (lebih banyak) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (oksigen, angin, sinar matahari, air di daerah tertentu, dll).
SDA ekonomi: SDA yang jumlahnya terbatas (lebih sedikit) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (ikan laut, kayu hutan, air di daerah tandus, dll).
Kegiatan/tindakan ekonomi: Kegiatan menghasilkan barang/jasa.
Motif (ekonomi/nonekonomi): keinginan yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi. Contoh: Pak Adi membuka usaha industri tas dan sepatu. Motif ekonomi Pak Adi ingin mendapat keuntungan guna meningkatkan kemakmuran.
Motif nonekonomi Pak Adi ingin menciptakan lapangan kerja dan mendidik anak-anaknya agar mampu berwirausaha mandiri. Biasanya motif nonekonomi bertujuan nonkemakmuran, misalnya ingin mendapat kasih sayang, keamanan, ketentraman, penghargaan, kedudukan, keinginan untuk mendidik, membahagiakan atau membantu orang lain
Apabila keinginan untuk memperoleh barang atau jasa berasal dari kesadaran diri sendiri maka disebut motif intrinsik, jika dorongan berasal dari orang/pihak lain maka disebut motif ekstrinsik.
Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Contoh, dengan modal Rp20.000,00 umumnya mampu dihasilkan 8 donat, namun kita bisa hemat, cermat dan tepat sehingga menghasilkan 10 donat.
Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu. Contoh, telah diterima uang pesanan Rp20.000,00 untuk 8 donat, dengan bekerja secara hemat, cermat dan tepat membuat dana yang digunakan cukup Rp18.000,00 untuk 8 donat dengan kualitas donat sesuai pesanan.
Manusia selalu membutuhkan dan bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia disebut mahluk sosial (homosocius).
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara melakukan kegiatan ekonomi (menghasilkan barang atau jasa). Oleh karena itu manusia disebut mahluk ekonomi (homoeconomicus). Sebagai homosocius dan homoeconomicus, manusia ada yang bermoral dan ada yang tidak bermoral.
Kebutuhan menurut tingkat kepentingannya terdiri dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya terdiri dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang. Kebutuhan menurut sumber yang merasakan atau menurut sifatnya terdiri dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan menurut cara pemenuhannya atau subjeknya terdiri dari kebutuhan individual dan kebutuhan kolektif/sosial.
Manusia memerlukan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhannya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM). Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui disebut SDA unrenewable. Sementara sumber daya alam yang dapat diperbarui disebut SDA renewable.
Tindakan ekonomi yang dilakukan manusia umumnya didorong oleh keinginan dan kebutuhan yang dirasakannya. Dorongan ini disebut dengan motif yang bisa bersifat ekonomi dan nonekonomi. Manusia yang menerapkan prinsip ekonomi akan selalu melakukan kegiatan/ekonominya secara rasional (masuk akal).
Dengan selalu mempertimbangkan secara rasional antara pengorbanan dan hasil yang dicapai, berarti manusia telah berpedoman pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu
DETAIL
Homosocius: manusia sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.
Homoeconomicus: manusia selalu memiliki kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya (dengan melakukan kegiatan ekonomi) untuk mencapai kepuasan dan kesejahteraan.
Keinginan (wants): berkaitan dengan situasi orang yang memerlukan pemuasan.
Kebutuhan (needs) : berkaitan dengan keberadaan alat pemuas (barang dan jasa). Keinginan dapat dipuaskan apabila kebutuhan akan alat pemuas yang diperlukan terpenuhi.
Contoh: Seorang siswa ingin membaca komik (keinginannya adalah membaca buku komik) maka ia butuh buku komik (kebutuhannya adalah buku komik). Keinginan membaca buku komik akan terpenuhi atau terpuaskan apabila kebutuhan akan buku komik telah terpenuhi.
Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha mempertahankan hidup yang layak, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan primer/pokok. Contoh: bagi siswa sekolah, kebutuhan primernya adalah pakaian seragam, buku, alat tulis dan jasa guru. Jika kebutuhan itu terpenuhi, maka ia akan hidup layak sebagai siswa. Sebaliknya, jika kebutuhannnya tidak terpenuhi, maka kehidupannya sebagai siswa sekolah menjadi tidak layak.
Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder bagi siswa sekolah misalnya; televisi, majalah, jaket dan jajan.
Apabila keinginannya berkaitan dengan usaha menciptakan atau meningkatkan harga diri atau gengsi, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan tersier. Contoh bagi siswa sekolah misalnya; handphone blackberry, laptop, dan lain-lain.
Jika ada keinginan yang tidak dapat ditunda pemenuhannya, maka kebutuhan akan alat pemuasnya menjadi kebutuhan sekarang. Contoh orang yang sakit butuh obat. Sebaliknya jika pemenuhannya dapat ditunda maka termasuk kebutuhan yang akan datang.
Kebutuhan jasmani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan jasmani (makanan, pakaian, dll). Kebutuhan rohani: kebutuhan yang alat pemuasnya banyak berkaitan dengan rohani (hiburan, tempat ibadah, sumber pengetahuan, dll)
Apabila kebutuhan alat pemuas dapat dipenuhi secara pribadi/individual, maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan individual, contoh; sikat gigi, motor, dll. Apabila kebutuhan alat pemuas harus dipenuhi secara bersama-sama (kolektif/sosial), maka kebutuhan itu dikenal dengan kebutuhan kolektif/sosial, contoh; jalan raya, rumah sakit, dll.
SDA bebas: SDA yang jumlahnya tak terbatas (lebih banyak) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (oksigen, angin, sinar matahari, air di daerah tertentu, dll).
SDA ekonomi: SDA yang jumlahnya terbatas (lebih sedikit) dibandingkan kebutuhan manusia akan SDA tersebut (ikan laut, kayu hutan, air di daerah tandus, dll).
Kegiatan/tindakan ekonomi: Kegiatan menghasilkan barang/jasa.
Motif (ekonomi/nonekonomi): keinginan yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi. Contoh: Pak Adi membuka usaha industri tas dan sepatu. Motif ekonomi Pak Adi ingin mendapat keuntungan guna meningkatkan kemakmuran.
Motif nonekonomi Pak Adi ingin menciptakan lapangan kerja dan mendidik anak-anaknya agar mampu berwirausaha mandiri. Biasanya motif nonekonomi bertujuan nonkemakmuran, misalnya ingin mendapat kasih sayang, keamanan, ketentraman, penghargaan, kedudukan, keinginan untuk mendidik, membahagiakan atau membantu orang lain
Apabila keinginan untuk memperoleh barang atau jasa berasal dari kesadaran diri sendiri maka disebut motif intrinsik, jika dorongan berasal dari orang/pihak lain maka disebut motif ekstrinsik.
Prinsip ekonomi yang pertama, yaitu pengorbanan tertentu untuk hasil maksimal. Contoh, dengan modal Rp20.000,00 umumnya mampu dihasilkan 8 donat, namun kita bisa hemat, cermat dan tepat sehingga menghasilkan 10 donat.
Sementera prinsip ekonomi kedua, yaitu pengorbanan minimal untuk hasil yang tertentu. Contoh, telah diterima uang pesanan Rp20.000,00 untuk 8 donat, dengan bekerja secara hemat, cermat dan tepat membuat dana yang digunakan cukup Rp18.000,00 untuk 8 donat dengan kualitas donat sesuai pesanan.
Thursday, June 4, 2009
Want to Make Your Life Easier? Learn to Laugh More!
Want to Make Your Life Easier? Learn to Laugh More!
Chicago, IL - No one can deny that we live in stressful times—on a global scale and in most of our personal lives. The turmoil of everyday life can take a toll on us both physically and emotionally. No wonder we snap at the cashier in the grocery store or feel a compelling urge to ram our cars into the jerk that cut us off on the highway. The tension we let fester inside amplifies the minor problems we face everyday. So what’s the solution? Learn to laugh more. Seriously. Laughter is a proven antidote to stress hormones and it can help make the most difficult situations feel a little more tolerable.
Pamela Aye Simon, a Masters Level Registered Dietitian, Lifestyle Coach and author of the newly released “Book of Blah: Random Thoughts for Boring Days” (Warren Publishing, Inc) believes that most us need a refresher course to regain our sense of humor. “I see so many people who are stressed out and find themselves going berserk over minor issues,” says Simon. “We need to learn to take a deep breath, assess the situation and then laugh at the inane nature of it all. Life feels softer if you can see the humorous story behind your frustrations. Laughing may not make the problem itself disappear but it sure helps makes things seem better.”
Simon isn’t alone in valuing the benefits of humor. Researchers at Loma Linda University’s Schools of Medicine and Public Health tout the health benefits of laughter. They’ve discovered that laughter increases the body’s ability to use oxygen. It also lowers blood pressure, reduces stress hormones and even boosts the immune system, making it a key weapon in your arsenal to combat the ravages of stress.
That all-natural stress relief is one of the primary reasons Simon strives to find humor in things that many people find frustrating—menopause for example. “Let’s be real; menopause is a fact of life for women, we can’t avoid it,” says Simon. “Instead of getting angry about it or complaining I look at the advantages. Thanks to my hot flashes, I can save a LOT of money on winter clothing!”
Aging and hormones aren’t the only issues that we should tackle with humor. Family issues are one of the biggest and most demanding stressors we all face. Whether we have acrimonious relationships with our in-laws or an obnoxious relative that everyone tries to pretend is normal. Each family struggles with its own issues and laughter can be a great coping mechanism when it’s time to gather all the relatives together.
“I have definitely learned to lighten up and laugh at family dynamics,” says Simon. “I like to sit back and observe the members of my family—dysfunctional behaviors come so naturally to us that we make unhealthy interactions look easy. It’d be a shame to wreck the fun by getting help! Seriously, learning to accept the reality of our families and see the humor of our foibles and flaws is often the best way to deal with it because we can’t change other people. But we can change our approach and learn to laugh more.”
Book Available At: www.amazon.com, www.bn.com, www.borders.com
Article Source: http://www.ArticleStreet.com/
Chicago, IL - No one can deny that we live in stressful times—on a global scale and in most of our personal lives. The turmoil of everyday life can take a toll on us both physically and emotionally. No wonder we snap at the cashier in the grocery store or feel a compelling urge to ram our cars into the jerk that cut us off on the highway. The tension we let fester inside amplifies the minor problems we face everyday. So what’s the solution? Learn to laugh more. Seriously. Laughter is a proven antidote to stress hormones and it can help make the most difficult situations feel a little more tolerable.
Pamela Aye Simon, a Masters Level Registered Dietitian, Lifestyle Coach and author of the newly released “Book of Blah: Random Thoughts for Boring Days” (Warren Publishing, Inc) believes that most us need a refresher course to regain our sense of humor. “I see so many people who are stressed out and find themselves going berserk over minor issues,” says Simon. “We need to learn to take a deep breath, assess the situation and then laugh at the inane nature of it all. Life feels softer if you can see the humorous story behind your frustrations. Laughing may not make the problem itself disappear but it sure helps makes things seem better.”
Simon isn’t alone in valuing the benefits of humor. Researchers at Loma Linda University’s Schools of Medicine and Public Health tout the health benefits of laughter. They’ve discovered that laughter increases the body’s ability to use oxygen. It also lowers blood pressure, reduces stress hormones and even boosts the immune system, making it a key weapon in your arsenal to combat the ravages of stress.
That all-natural stress relief is one of the primary reasons Simon strives to find humor in things that many people find frustrating—menopause for example. “Let’s be real; menopause is a fact of life for women, we can’t avoid it,” says Simon. “Instead of getting angry about it or complaining I look at the advantages. Thanks to my hot flashes, I can save a LOT of money on winter clothing!”
Aging and hormones aren’t the only issues that we should tackle with humor. Family issues are one of the biggest and most demanding stressors we all face. Whether we have acrimonious relationships with our in-laws or an obnoxious relative that everyone tries to pretend is normal. Each family struggles with its own issues and laughter can be a great coping mechanism when it’s time to gather all the relatives together.
“I have definitely learned to lighten up and laugh at family dynamics,” says Simon. “I like to sit back and observe the members of my family—dysfunctional behaviors come so naturally to us that we make unhealthy interactions look easy. It’d be a shame to wreck the fun by getting help! Seriously, learning to accept the reality of our families and see the humor of our foibles and flaws is often the best way to deal with it because we can’t change other people. But we can change our approach and learn to laugh more.”
Book Available At: www.amazon.com, www.bn.com, www.borders.com
Article Source: http://www.ArticleStreet.com/
Is This The Secret To Success?
I want to discuss a key that is vital in your quest to achieve you life goals.
Ask any successful person what was it that enabled them to reach goals that to the ordinary person appeared beyond comprehension, they will tell you they took action. If you do not take action on a goal or a dream it will eventually die.
Being decisive and taking action fortunately is a skill that can be learned. Successful people do the opposite to unsuccessful people in as much as they make decisions quickly and change them slowly, if at all, unsuccessful people make decisions slowly and change them quickly.
Unsuccessful people want everything in place BEFORE embarking on a goal achieving journey; they continually ask 'What If Something Happens?' Successful people ask 'What if it doesn't happen?'
Top achievers do not wait until every 'I' is dotted and every 't' is crossed before they decide to take a course of action. Once they feel they have enough information to make a decision that is just what they do, they then use the time on their journey to modify plans, take different directions, even stop and re-consider. But they took the initial action to get going, un-achievers procrastinate and are subject to inertia.
It was Dr Martin Luther King who said, 'Take the first step; You do not need to see the whole staircase before you, just take the first step in faith.'
You see there is no shame in failure. To successful people failure is only finding out that what they were doing needed modifying, they learn from the experience.
I have experienced both situations, although I have always been known as a person who makes decisions quickly, embarking on some activities that were doomed to a lack of success. But each time I did not succeed another lesson was learned what I was doing was not the correct way to reach the goal I wanted. Time for analysis and modification - so what at least I was going toward my goal not sitting hoping something would happen.
There were times in the past however when I used to blame anything around me, people, events situations for my lack of success, I always had an excuse. You know what is the wonderful thing about our minds? We cannot tell ourselves lies. Think about it, when you are looking to blame someone else for you lack of success isn't that an outside thing, don't you just know deep inside yourself that the responsibility really lies at you own door.
Remember when you point a finger there are always three fingers pointing back.
There are three types of people in the world as far as I am concerned.
Those that make things happen; Those that sit back and watch what is happening and finally those that say 'Uh! What happened?'
To which group do you belong?
Fortunately for me I learned to take responsibility for my own actions, and everything that is in my life NOW is a direct result of ME bringing it into my life, no one else - ME!
There again it is amazing how little effort you need to exert to start off making things happen in your life. As you start toward your goal you attract more and more energy that drives you toward success. Getting into action helps you maintain action; it's the simple law of physics, once a body is moving it is easier and easier to keep it moving.
I can only use the analogy of driving a car, at first as you press the accelerator you move slowly but the law of physics takes over and the car moves easier and easier with less pressure on the accelerator (Gas pedal for our American colleagues).
Look at your goals you have written down. Just take one of them and decide to take action on it NOW! Ignore the fact that you haven't planned out the finest detail, ignore the number of times your negative self tells you it cannot happen Just DO IT! Choose a reward you will give yourself when the goal is achieved; no matter if it is just a goal to clear the garden of weeds, take action and you will quickly learn that the only way to achieve a goal is to take action in the first place.
As Martin Luther King jnr said "Take the First Step In Faith" This is where your journey begins but only if you take that fist step with ACTION!
Article Source: http://www.ArticleStreet.com/
Ask any successful person what was it that enabled them to reach goals that to the ordinary person appeared beyond comprehension, they will tell you they took action. If you do not take action on a goal or a dream it will eventually die.
Being decisive and taking action fortunately is a skill that can be learned. Successful people do the opposite to unsuccessful people in as much as they make decisions quickly and change them slowly, if at all, unsuccessful people make decisions slowly and change them quickly.
Unsuccessful people want everything in place BEFORE embarking on a goal achieving journey; they continually ask 'What If Something Happens?' Successful people ask 'What if it doesn't happen?'
Top achievers do not wait until every 'I' is dotted and every 't' is crossed before they decide to take a course of action. Once they feel they have enough information to make a decision that is just what they do, they then use the time on their journey to modify plans, take different directions, even stop and re-consider. But they took the initial action to get going, un-achievers procrastinate and are subject to inertia.
It was Dr Martin Luther King who said, 'Take the first step; You do not need to see the whole staircase before you, just take the first step in faith.'
You see there is no shame in failure. To successful people failure is only finding out that what they were doing needed modifying, they learn from the experience.
I have experienced both situations, although I have always been known as a person who makes decisions quickly, embarking on some activities that were doomed to a lack of success. But each time I did not succeed another lesson was learned what I was doing was not the correct way to reach the goal I wanted. Time for analysis and modification - so what at least I was going toward my goal not sitting hoping something would happen.
There were times in the past however when I used to blame anything around me, people, events situations for my lack of success, I always had an excuse. You know what is the wonderful thing about our minds? We cannot tell ourselves lies. Think about it, when you are looking to blame someone else for you lack of success isn't that an outside thing, don't you just know deep inside yourself that the responsibility really lies at you own door.
Remember when you point a finger there are always three fingers pointing back.
There are three types of people in the world as far as I am concerned.
Those that make things happen; Those that sit back and watch what is happening and finally those that say 'Uh! What happened?'
To which group do you belong?
Fortunately for me I learned to take responsibility for my own actions, and everything that is in my life NOW is a direct result of ME bringing it into my life, no one else - ME!
There again it is amazing how little effort you need to exert to start off making things happen in your life. As you start toward your goal you attract more and more energy that drives you toward success. Getting into action helps you maintain action; it's the simple law of physics, once a body is moving it is easier and easier to keep it moving.
I can only use the analogy of driving a car, at first as you press the accelerator you move slowly but the law of physics takes over and the car moves easier and easier with less pressure on the accelerator (Gas pedal for our American colleagues).
Look at your goals you have written down. Just take one of them and decide to take action on it NOW! Ignore the fact that you haven't planned out the finest detail, ignore the number of times your negative self tells you it cannot happen Just DO IT! Choose a reward you will give yourself when the goal is achieved; no matter if it is just a goal to clear the garden of weeds, take action and you will quickly learn that the only way to achieve a goal is to take action in the first place.
As Martin Luther King jnr said "Take the First Step In Faith" This is where your journey begins but only if you take that fist step with ACTION!
Article Source: http://www.ArticleStreet.com/
Wednesday, April 29, 2009
Julia’s new Mother
I have a friend. Her names are Julia. When she was 3 years old, her lovely Mother passed away because of train accident.
Of course she was very sad, after her Mother passed away. When she remembered her mom, she always crying even in her school or other room in every places that She visits. But she felt very, very, and very sad if she comes to her mother grave yard. She looks like crazy, she sad because her mother passed away and she is the only daughter that have to bear this sadness.
One week after her mother passed away, Her father get married again with Aunt Cecilia, Her father friend when her father in University. But, her father wrong! It even makes Julia more, more, and more sad, not happy! But, Julia has some idea for make her feeling happy.
She will test Aunt Cecilia patient to prove that Aunt Cecilia can be a good mother for Julia. One day, Julia is playing soccer ball with her father in a dirty ground. Suddenly when Aunt Cecilia is still mopping on the floor, Julia step on the floor to take her drinking with a dirty foot. Julia did this on purpose. Of course the floor becomes dirty because of the footprint of Julia. But Aunt Cecilia did not angry! She just mops it back until the floor became clean again.
Two days later…
“Aunt Cecilia…! Where is my Diary book?” Julia was angry because she can't find her Diary book, after she finished taking a bath.
“I don’t know, Julia..." Aunt Cecilia said patiently. "When you taking a bath, I still make the food and milk for your breakfast, so I don’t know Julia…” said Aunt Cecilia and she is still not angry with Julia.
“You LIE!"
"You take my Diary book from my room when I taking a bath, right?” Julia was angry with a sad sound.
“Did you say Diary book?”
Julia's Father said from the outside of the house after he came from his office.
“Aunt Cecilia is taking my Diary book which it's contain about my memory with my mom and there are my pictures of me and mom, father!”
Julia cried.
“Julia, is this your Diary book?”Ask her Father.
“Yes Father! It’s my Diary book Father, where did you find my Diary book, Father?”Ask Julia wants to know.
“Julia, Aunt Cecilia is not wrong, it’s me who bring your Diary book to my Office. I want to know more about you, did you happy if I married with Aunt Cecilia, your new Mother?” Father explains it, so the problem is no more big, big, and big.
Julia takes her Diary book and goes to her room to think. Suddenly, Julia cries. “How I can not believe my Father! Aunt Cecilia can be a good Mother for me!”
Then, Julia goes to the swimming pool. She wants to talk to Aunt Cecilia. And there is Aunt Cecilia, she was standing next to the swimming pool.
“Aunt Cecilia....., thanks because you was not angry to me for all the thing I have done to you, can you forgive me....?” Julia cries.
“Why not.... For my new children! Aunt Cecilia says it with a happy sound. “Thanks, mom…”Julia says with a serious face to her new mom, Aunt Cecilia. “You welcome, dear!”Answer Julia’s new mom.
Then, suddenly Julia’s father come and push Julia to the swimming pool and her father hug her daughter and his new wife. Then they swimming together in the warm of the evening….
By Refa Swinta Maharani
Of course she was very sad, after her Mother passed away. When she remembered her mom, she always crying even in her school or other room in every places that She visits. But she felt very, very, and very sad if she comes to her mother grave yard. She looks like crazy, she sad because her mother passed away and she is the only daughter that have to bear this sadness.
One week after her mother passed away, Her father get married again with Aunt Cecilia, Her father friend when her father in University. But, her father wrong! It even makes Julia more, more, and more sad, not happy! But, Julia has some idea for make her feeling happy.
She will test Aunt Cecilia patient to prove that Aunt Cecilia can be a good mother for Julia. One day, Julia is playing soccer ball with her father in a dirty ground. Suddenly when Aunt Cecilia is still mopping on the floor, Julia step on the floor to take her drinking with a dirty foot. Julia did this on purpose. Of course the floor becomes dirty because of the footprint of Julia. But Aunt Cecilia did not angry! She just mops it back until the floor became clean again.
Two days later…
“Aunt Cecilia…! Where is my Diary book?” Julia was angry because she can't find her Diary book, after she finished taking a bath.
“I don’t know, Julia..." Aunt Cecilia said patiently. "When you taking a bath, I still make the food and milk for your breakfast, so I don’t know Julia…” said Aunt Cecilia and she is still not angry with Julia.
“You LIE!"
"You take my Diary book from my room when I taking a bath, right?” Julia was angry with a sad sound.
“Did you say Diary book?”
Julia's Father said from the outside of the house after he came from his office.
“Aunt Cecilia is taking my Diary book which it's contain about my memory with my mom and there are my pictures of me and mom, father!”
Julia cried.
“Julia, is this your Diary book?”Ask her Father.
“Yes Father! It’s my Diary book Father, where did you find my Diary book, Father?”Ask Julia wants to know.
“Julia, Aunt Cecilia is not wrong, it’s me who bring your Diary book to my Office. I want to know more about you, did you happy if I married with Aunt Cecilia, your new Mother?” Father explains it, so the problem is no more big, big, and big.
Julia takes her Diary book and goes to her room to think. Suddenly, Julia cries. “How I can not believe my Father! Aunt Cecilia can be a good Mother for me!”
Then, Julia goes to the swimming pool. She wants to talk to Aunt Cecilia. And there is Aunt Cecilia, she was standing next to the swimming pool.
“Aunt Cecilia....., thanks because you was not angry to me for all the thing I have done to you, can you forgive me....?” Julia cries.
“Why not.... For my new children! Aunt Cecilia says it with a happy sound. “Thanks, mom…”Julia says with a serious face to her new mom, Aunt Cecilia. “You welcome, dear!”Answer Julia’s new mom.
Then, suddenly Julia’s father come and push Julia to the swimming pool and her father hug her daughter and his new wife. Then they swimming together in the warm of the evening….
By Refa Swinta Maharani
Subscribe to:
Posts (Atom)